Selasa, 18 Juni 2013
Sudah Siapkah Kamu Mengabdi?
Inilah sesuatu yang telah dan akan kamu lalui.
Setelah letih mengeyam pendidikan dari sekolah dasar, kemudian kamu bergelut di sekolah menengah pertama lalu dengan hati berbunga-bunga tancapkan asa di bangku sekolah menengah atas.
Sedikit ingin berbagi dengan para pembaca, duduk di bangku SMA itu hal yang menyenangkan. Apalagi buat kamu yang pada awalnya mulai betah melirik adik-adik kelas atau kelas sebelah. Kadang bela-belain bohong ke guru mata pelajaran dengan alasan pengen ke toilet eh malah nongkrong di kantin saat melihat si doi lagi nyantai sehabis lelah mengikuti praktek olah raga.
Gak jauh beda rasa menggebu dalam hati tatkala duduk di bangku kuliah. Bedanya mau masuk atau nggak masuk kelas kita bebas, yah konsekuensinya dapat nilai E alias mengulang semester selanjutnya (#curhat). Saat kuliah dulu Penulis tidak pernah kepikiran apa itu namanya bekerja untuk orang. Tidak kepikiran susahnya nyari uang tiap bulan ditanah rantau jauh dari kedua orang tua. Sekedar informasi, masa kuliah Penulis tidak pernah kekurangan tapi gak juga kelebihan.
Kemudian saat mulai pertama sekali dipanggil bekerja setelah dinyatakan lulus sebagai sarjana Ekonomi, Penulis mulai bekerja di sebuah perusahaan percetakan yang cukup tersohor. Berangkat subuh, pulang malam dengan upah lebih kecil dari uang saku yang biasa diberikan orang tua di kampung. Tapi upah ternyata bukan alasan utama seorang karyawan memilih untuk resign. Mungkin itu prioritas kesekian dalam bekerja.
Nyaman saat kamu bekerja sekeras apapun, kamu masih bisa merasakan detak jantungmu normal. Saat kamu merasa tidak ada sesuatu yang tidak kelihatan seolah-olah menodong kepalamu.
Bergengsi saat kamu berani mengatakan "saya karyawan di PT....." tatkala teman sejawatmu bertanya. Saat kamu tidak malu memampangkan nama tempat kamu bekerja di situs jejaring sosial kami.
Jenjang Karir saat kamu berani bermimpi "empat tahun kedepan saya sudah harus menjadi asisten manager"
Bersedia Loyal saat kamu siap dibentak, ditertawakan atas ide-ide kamu yang baru. Saat kamu sanggup menerima mutasi sekalipun itu tempat paling terpencil.
Sekedar saran, kamu-kamu yang sedang akan diterima bekerja atau kamu yang baru mengabdikan pemikiranmu di sebuah perusahan jangan terlalu banyak bertanya tentang apa yang sudah dan akan diberikan perusahaan. Paling tidak coba tanamkan dalam pikiran kita tentang mengisi dan mengisi. Ilmu dan pengalaman tentunya. Selanjutnya terserah para Pembaca.
Percaya nggak percaya, perusahaan akan lebih memilih membangun bibit-bibit pekerja baru yang mau diarahkan ketimbang memelihara karyawan senior yang menuntut dan menuntut. Saran saya jika kita tidak nyaman silahkan cari tempat lain yang menurut kita lebih menjanjikan toh perusahaan lama gak akan menuntut dibanding kita malah memelihara penyakit hati dan pikiran kalau memang tidak nyaman.
So, buat kamu-kamu kaula muda yang katanya smart , tangguh dan penuh ide kreatif, coba pahami tentang arti nyaman, gengsu, berkarir, loyal dan penghasilan lebih dari cukup. Jika kamu sudah memahaminya, yakinlah kemanapun kamu melangkah yang ada hanya tantangan baru yang lebih membangun jati diri.
Ibu saya pernah bilang:"Anakku, kamu bisa jadi apapun yang kamu mau, hanya jika kamu mau"
Salam hangat dari Penabur Kasih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar